Sunday, 20 December 2020

kisah inspiratif: "Hah .... beban ?" (2)

 assalamualaikum, langsung saja bro ini lanjutan kisahnya.

Riki pun menghampirinya rupanya 2 orang itu adalah Revan & Irwan yang merupakan siswa kelas 5, mereka dikenal nakal dan bandel mereka sering memalak siswa lain yang kelasnya dibawah mereka, melihat kejadian itu Riki merasa kasihan pada Diki dan menghampiri mereka bertiga, dari belakang dan berkata...

 "Diki !!!" Sahut Riki
sontak Revan dan Irwan menengok ke belakang, tetapi Diki tidak menggubrisnya dan hanya terdiam ia pun menghampirinya, Revan yang melihat Riki mendekat langsung menghadangnya dan berkata
"Lu siapa ?" kata Revan.
tetapi Riki tidak menghiraukannya dan langsung menarik lengan Diki.
"Oy .... siapa lu berani ganggu kita ?" teriak Irwan
"Bacot lo" jawab Riki
"Heh kalo lo bedua mau lepas bayar dulu masing masing 5000 aja" kata Revan sambil memegang pundak Riki.
Riki yang sudah kesal langsung menarik kerah baju Revan dan hendak melayangkan tinjunya kepada Revan tetapi sengaja ia lesetkat dan berkata "Jangan bacot doang lo kalo berani maju satu satu" bisiknya bisiknya kepada Revan.
melihat temannya yang diancam oleh Riki, Irwan cuma terdiam tidak bergerak karena ketakutannya.
"Lo berdua jangan cuma beraninya malak sasa yang dibawah lo, sekali lagi gua liat lu bedua palakin adik gue, habis lu bedua" ancam Riki.
Revan dan Irwan cuma mengangguk lalu pergi buru buru.
"Balik !" gertak Riki
"Makasih kak" jawab Diki sambil tersenyum.
"Cepet jalan" ujar Riki
Merekapun berjalan berdua,
sesampainya di depan gang rumahnya Diki berkata ...
"kak, abis ini kakak mau main badminton ya !, aku ikut ya !!",
"Gak, kalo lo ikut nanti gue juga yang susah, mending lo kerjain PR lo sana" jawab Riki
"Hari ini aku gak ada PR kok, jadi boleh ikut ya" kata Diki
"Gausah .... kalo lo ikut gue percuma, lu cuma beban buat gue nantinya !!" sentak Riki.
Diki yang terkejut dengan kata kata kakaknya itu langsung berlari ke rumah dan masuk ke kamarnya, Riki yang cuek dengan hal itu berjalan dengan santai menuju rumah dan mengganti baju nya dengan training olahraga dan langsung pergi dengan membawa raket ... 
"Mah, aku pergi dulu ke aula mau main badminton" teriak Riki.
"Iya pulangnya jangan sore sore" jawab ibunya.
"iya..." sahut Riki.
Riki pun pergi ke aula kembali sendirian.
Ibunya keluar dari dapur terkejut melihat sepatu Diki yang tidak dirapihkan, saat hendak mengambil sepatu ibu melihat Diki yang sedang murung sambil duduk di kursi Belajarnya, dan ia menghampirinya
"Kenapa Dik ?" tanya ibunya dengan lembut.
"apa benar bu aku cuma beban kalo ikut sama kakak ?"jawab Diki sambil terisak.
"Hah !, siapa coba yang bilang begitu ?"jawab ibu dengan terkejut.
"tadi kakak bilang sendiri waktu dijalan, hanya karena Diki mau ikut kakak"jelas Diki.
"Engga kok.. Mungkin kakakmu itu lagi cape, kan abis sekolah ia harus main badminton sama kawan - kawannya" jawab ibu untuk menenangkan Diki.
"Ehmm, si Riki keterlaluan banget sama adiknya" gumam ibunya dalam hati,

Waktu menunjukan pukul 15:30 dan ayah mereka pulang.
"Buu... ayah pulang.." sahut ayah dari luar.
"Iya yahh.. langsung bersih - bersih aja nih makanannya udah disiapin" sahut ibu.
segera ayahnya menaruh sepeda dan cangkulnya di garasi dan langsung menuju kamar mandi untuk bersih - bersih,
Sementara itu di meja makan, 
"Ayah ... tolong toh nasehati itu si Riki kalo ngomong ke adeknya jangan kasar - kasar" ujar ibu.
"Memangnya dia bilang apa sama Diki ?" tanya ayah.
"itu katanya tadi Diki mau ikut dia ke aula buat main badminton, tapi dia malah ngebentak Diki dan bilang kalo Diki itu beban"Jelas ibu kepada ayah.
"Keterlaluan tuh anak, entar ayah nasehati dia biar gak begitu terus sama adiknya, lah sekarang Diki dimana bu ?" tanya ayah.
"itu di kamarnya lagi tidur"jawab ibu.

Hingga pukul 16:00 Riki belum pulang juga
"Kemana nih anak jam segini belum pulang" kata ayah yang sedikit kesal.
"Mungkin Masih maen, bentar lagi juga pulang"jawab ibu.
tak lama berselang Riki-pun pulang, ia masuk kamar untuk menaruh raketnya, dan langsung ke dapur.
"Mandi dulu sana, jangan langsung makan"Kata ibu
"yahh" keluh Riki
"Riki.... mandi dulu sana baru makan" kata ayah dengan tatapan yang tajamnya.
"iyaa..." Jawab Riki yang heran pada ayahnya.
selesai mandi dan bersih - bersih ia bergegas ke meja makan dan terkejut melihat ayah,ibu,dan adiknya yang sudah makan dahulu.
"Lah kok aku ditinggal ... "keluh Riki.
"Duduk .." Suruh ayah ke Riki
"Kenapa ?" Tanya Riki.
...
..

Dilanjut di Uplodan selanjutnya ya gaes :)
Btw kalau ada kritik dan saran tulis saja di kolom komentar.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Saturday, 12 December 2020

kisah inspiratif: "Hah .... beban ?"

 assalamualaikum, kali ini izinkan saya berbagi kisah fiksi inspiratif mengenai pentingnya silaturahmi dengan saudara ... yang dikarang oleh saya sendiri:) selamat membaca.

Suatu hari di sebuah desa hiduplah 2 orang bersaudara yaitu Riki dan adiknya Diki ............. Riki tumbuh sebagai anak yang kuat dan pemberani tetapi malas dalam mempelajari materi sementara adiknya adalah kebalikan dari Riki yaitu giat dalam belajar tetapi takut dalam bersosial dengan orang lain (nolep), mereka tergolong orang yang kurang akur dalam persaudaraan, mereka bersekolah di Sd yang sama umur mereka tidak terpaut jauh hanya berbeda 3 tahun yakni Riki yang sudah kelas 6 Sd dan Diki yang masih di kelas 3 Sd.

Meskipun bersaudara mereka jarang terlihat bersama & kurang akrab sesama saudara, dikarenakan Riki yang merasa cemburu akan adiknya yang seakan mendapatkan semua perhatian dan kasih sayang kedua orang tuanya, terlebih lagi saat adiknya memenangkan berbagai prestasi kejuaraan yang semakin menambah Riki iri kepada adinya itu.

Hingga ia tidak mau dekat-dekat dengan adiknya, hingga saat bermainpun Riki tidak pernah mengajak Diki karena ia menganggap jika ia membawa Diki, itu justru akan menghambat aktivitasnya saja.

Hingga pada suatu hari ibunya berkata "Riki.... hari ini kamu berangkatnya bareng sama adikmu .... bapakmu harus pergi ke sawah pagi-pagi jadi gak bisa nganterin Diki".
"Iya buu...." jawab Riki yang sedikit ngegas
"Diki ... cepetan nih dah siang" ujar Riki
"Bentar kak .. lagi cari topi dulu" jawab Diki
"Itu topi lu ada di meja depan, samping tv !" balas Riki yang sudah gak sabar.
"oh iya kak ada" balab Diki, Diki pun langsung menghampiri kakaknya dan berangkat bareng,
di perjalanan sampai sekolah mereka hanya terdiam masing masing tidak saling bertanya.
Hingga bel sekoalh berbunya menandakan berakhirnya waktu belajar, siswa siswipun langsung ramai berjalan menuju gerbang hendak pulang ke rumah masing masing, di gerbang Riki melihat Diki di warung dan sedang duduk menatap ke arahnya dan berteriak "Kak ... disini....." teriak Diki memanggil Riki.
Riki yang terpanggil langsung menghampiri adiknya dan berkata "lu pulang aja duluan ... gw ada urusan sama temen temen gw dulu jawabnya dengan raut wajah yang dingin dan sinis, "Lama gak kak..." jawab Diki
"udah lu duluan aja ..." balas Riki
"Yaudah kak duluan" jawab Diki dengan sedikit senyuman.
tanpa menjawab lagi Riki langsug berjalan ke arah Aula di samping sekolahnya untuk bermain bulu tangkis bersama teman - temannya, sesampainya disana ia langsung menghampiri Bagas, Anto, Rival dan Deni.
"Wih dah kumpul aja nih ... " sapa Riki kepada teman temannya.
"lah lu tari gw panggil kagak nyaut ... malah nyamperin bocil" ujar Rival.
"Ah yang bener lu ... " jawab Riki "iya tadi tuh bocil adik gw" sambungnya.
"lah kan biasanya sama bapak lu kan dijemputnya, kenapa pas bel kedua masih ada ?" tanya Deni.
"iya bapak gw ke sawahnya tadi pagi-pagi, bantuin om gw soalnya buruh taninya kurang" jawab Riki.
"Terus lu gak anterin ?" tanya Deni lagi.
"gak ah males banget gw" jawab Riki yang sedikit kesal.
"Wahh Wahh gak bener lu, iya kasian tuh" sahut Rival dan Anto.
"lah lu bedua kenap ?" tanya Riki
"udah lu susul tuh adik lu kasiandia, lagian lu gak bawa raket kan ?" jawab Anto.
"Lah emang napa kalo gw gk bawa raket ?" tanya Riki.
"yaa ... lu mau maun badminton pake apa rik ?"jawab anto.
"udah lu ambil aja raket lu sekalian susul adek lo lo tuh, kasian ... !" saut Rival
"ahh ahh bacot lu val" jawab Riki.
"yaudah gw balik dulu, tar gw kesini lagi" sambung Riki.
Riki pun pergi keluar aula dengan raut wajah yang kesal, "Napa sih tuh anak terus yang ditanyain" gumam Riki dalam hati.
 diperjalanan Riki melihat adiknya tengah bersama 2 orang lainnya dibawah pohon beringin dipinggir jalan, terlihat raut wajah Diki yang ketakutan ..........

Dilanjut di artikel selanjutnya ya, sekian dan mohon maaf bila ada kesalahan  Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Featured post

5 hewan paling beracun di dunia

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu Masih pada bahasan seputar hewan pada kali ini kita akan membahas seputar 5 hewan paling beracun...